Belenggu peluru

Sebagai mahluk yang memiliki segudang keinginan, saya merasa tidak memiliki semua yang di perlukan untuk memenuhi keinginan tersebut. Mengapa? Sebab saya hanyalah manusia yang terlalu bodoh, menganggap merasa cukup dan angkuh dengan kemajuan. merasa sombong akan staknen. Dan setelah terus di tampar dengan Kekurangan yang menjadikannya peluru untuk saya,, bahkan menjadikan bumerang besar yang membunuh semua kemampuan. 

Memang diperlukan sebuah Tamparan untuk menyadarkan bahwa saya ini bukan apa-apa,, saya hanyalah manusia Abu-abu yang tidak dapat berkembang di antar Putih dan Hitam.

Mereka yang selalu senang mencaci 
Mulai memainkan iramanya, memberikan sebuah sinar pada harpa, padahal di dalam jalan ceritanya dia memaksa saya untuk patuh terhadapnya. Mengapa? Sebab saya hanyalah manusia bodoh. Saya terlalu polos untuk sebuah hal yang kotor..

Tapi dalam kesadaran dan tamparan tersebut, kita tersadar bahwa memang bukan di sana tempatnya.

Sudahlah, kalau tidak ada sebuah kesalahan dan kekecewan maka tidak akan pernah kita memetik sesuatu yang membuat kita terus tumbuh. Terima kasih 2020 telah memberikan duka, yang berat adalah ketika saya tersasar kedalam dimensi, yang menyebabkannya delusi hingga terbelenggu di dalam diri.

Saya bertengkar!
Bertengkar dengan diri saya sendiri, terus diguncang oleh 2 unsur yang tidak kenal waktu dan tempat.. 

But i now everything most be okey.

Depok/29 desember 2020 23:58 pm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuning

tentang Do'a

Bebal